Hai semuanya, materi sebelumnya kita sudah mencoba menggunakan Kubernetes workload resources dengan Object Deployment yang paling simple. Sekarang kita akan membahas yang lebih detail tentang Object Deployment. Karena pembahasan kali ini lumayan panjang jadi kita bagi2 jadi beberapa bagian diantaranya:
Okay tanpa berlama-lama yuk langsung aja kita bahas materi yang pertama:
Hai semuanya, di materi study cases untuk Pod and Container specification kali ini adalah lanjutan dari sebelumnya yang lebih advanced lagi yaitu Create and build microservices dengan framework Springboot Rest API dengan architecture seperti berikut:
Okay nah terlihat sedikit berbeda dengan application monolith sebelumnya, disini setiap service akan saling berkomunikasi dengan menggunakan protocol yang lightweight (ringan) seperti Rest API, grpc, messaging bus, database shared dan lain-lain. Pada study kasus kali ini terlihat pada diagram tersebut masih menggunakan physical / virtual-machine deployement kita akan migrasikan menggunakan orchestration container system dengan Kubernetes. Adapun tahap-tahap yang perlu kita lakukan yaitu
Ok tanpa berlama-lama yuk langsung aja kita bahas materi yang pertama:
Hai semuanya, selamat datang di kelas ‘SRE - Nutanix AHV untuk Pemula sampai Mahir’ di section pertama kali ini kita akan membahas technology yang biasanya digunakan oleh team Infra/Operation yaitu Hyperconverged Infrastructure.
Nah dengan kecanggihan teknology jaman sekarang, technologies dapat membantu mendorong kemajuan suatu perusahan dalam meningkatan performa dalam menentukan goals. Selain itu juga dengan technology perusahaan dapat menentukan flexibility, choice, agility, and cost efficiency supaya memastikan bahwa perusahaan tersebut bisa competitive in the marketplace and innovate, bringing new services and products to their customers faster than ever.
Okay untuk memenuhi semua tantangan tersebut, jadi kita akan membahas dari yang funamental yaitu The Nutanix Cloud Fundamental cource, it designed for familiarize the features, components and capabilities of Nutanix cluster as if this was your first week on the job with a freshly installed Nutanix cluster. Sebelum kita mulai practice lab dengan Nutanix cluster kita akan bahas dulu
Okay tanpa berlama-lama yuk langsung aja kita bahas materi yang pertama:
Hai semuanya, di cource ini kita akan membahas salah satu Profesi IT yaitu Site Reliability Engineering atau yang biasa kita kenal dengan SRE Engineer terkait dengan Nutanix HCI (Hyper-Converged Infrastructure).
Mungkin dari temen-temen masih asing atau mungkin sudah pernah mendengar istilah SRE Engineer tetapi gak teralu mengerti seperti apa profesi tersebut, Di instrustri IT khususnya tech company banyak sekali loh profesi-profesi selain programmer yang relate dengan IT salah satunya adalah Site Reliability Engineering. Nah terus apasih Site Reliability Engineering?
Site Reliability Engineering atau singkatan dari SRE adalah salah satu pekerjaan di bidang IT yang specialis menangani reliabilitas suatu aplikasi atau software agar bisa berjalan dengan baik pada suatu infrastruktur yang sesuai.
Hai semuanya, sebelum kita mulai menggunakan Workload Resources ada baiknya kita lihat dulu apa sih itu Workload Resources secara definisi dan pemahaman. Karena kebanyak orang tidak memahami dan juga salah menggunakan/menentukan object workload resource yang tepat maka akan menyebabkan problem di kemudian hari. Maka dari itu disini kita bahas
Ok langsung aja kita bahas materi yang pertama
Hai semuanya, setelah kita membahas tentang Pod and Container specification, dan juga study cases selanjutnya kita akan bahas Kubernetes Workload Resources atau kebanyakan orang menggunakan istilah Kubernetes Resource Controller API.
Pada Kubernetes Workload Resources ini, sangat berguna sekali untuk memange object pod dalam suatu kubernetes cluster seperti Update pod specification, handle replications (scaling up & down), Stateless & Stateful workload, Handle cronjob dan lain-lain.
Adapun yang kita akan bahas terkait Workload Resources diantaranya:
Hai semuanya, sekarang kita akan membahas tentang Transaction Language Control atau singkatanya TCL, dimana transaction control ini adalah salah satu feature di Relational Database Management System (RDBMS) yang secara umum digunakan untuk mengelompokan sekumpulan query yang akan dikirimkan ke database server secara atomic, consistent, isolated dan durable.
Untuk lebih jelasnya, yuk kita bahas secara lebih detail. Adapun materi yang akan kita bahas kali ini adalah
Ok tanpa berlama-lama yuk langsung aja kita bahas materi yang pertama:
Hai semuanya, setelah kita mempelajari perintah Select statement, dan Data Manipulation language ada satuhal lagi yang kita perlu kita pelajari yaitu Concurrent Control. Conncurrent control ini berfungsi untuk Mengatur behavior dari Database Server terkait multiple access seperti multiple query, transaction, multiple session execute at the same time on same database.
Jika pada materi sebelumnya kita hanya menggunakan simple query dan di execute secara singleton. Bagaimana jika saya memiliki contoh ilustrasi seperti berikut:
Jadi pada contoh kasus tersebut, kita memiliki system untuk transfer saldo dari rekening A ke rekening B. Jika kita gambarkan yang pasti kita harus melakukan beberapa query dan harus memiliki suatu mekanisme jika suatu proses tersebut gagal. Dimana query kita execute minimal adalah
Jika pada saat proses no 4 gagal, bisa di banyangkan apa yang terjadi???
Yup betul saldo rekening A kok berkurang tapi saldo di rekening tujuan tidak bertambah trus kemana uangnya?. maka dari itu proses tersebut harus dihandle dengan system transaction seperti commit
, rollback
dan lain-lain.
Nah system transaction tersebut adalah bagian dari Concurrent Control, Jadi kita akan bahas lebih detail seperti berikut:
Hai semuanya di materi sebelumnya kita sudah membahas perintah Data manipulation language sepertin INSERT
, UPDATE
, DELETE
beserta combinasi antara SELECT
dan DML tersebut, nah supaya temen-temen memahami materi yang telah saya sampaikan saatnya temen-temen untuk latihan / mengerjakan soal yang saya berikan seperti berikut:
Hai semuanya, Selain INSERT
, UPDATE
dan DELETE
statement ada juga beberapa task seperti cleanup data/storage pada database PostgreSQL dengan menggunakan perintah TRUNCATE
dan VACUUM
.
Ok jadi langsung aja kita bahas materi yang pertama:
Hai semuanya, di materi study cases untuk Pod dan Container specification kita coba create, and build aplikasi monolith dengan framework Laravel Web MVC (Model View Controller) dengan architecture seperti berikut:
Mengapa kita membahas ini, seperti yang temen-temen ketahui hampir 85%
aplikasi yang ada masih menggunakan architecture tersebut, mungkin dari beberapa temen-temen pernah mengalami begitu aplikasi tersebut diakses secara public atau banyak orang mengakases aplikasi terasa lambat dalam mereseponse atau tiba-tiba mati (downtime) hal ini penyebabnya bisa macam-macam tapi salah satu penyebabnya adalah server tidak mampu menghandle request yang masuk sehingga menyebabkan performa dari aplikasi menurun.
Sebetulnya ada banyak solusi dari masalah tersebut, misalnya
Kubernetes memprovide solusi terserbut dengan High Availablity, Self Healing, Auto scaling dan lain-lain. So jadi kita akan migrasikan aplikasi terserbut supaya bisa jalan di atas kubernetes dengan tujuan untuk memudahkan di maintanance secara operational, mudah di scale up and down serta meningkatkan zero down time. Adapun step by step yang akan kita lakukan adalah
Ok tanpa berlama-lama yuk langsung aja ke pembahasan yang pertama.
Hai semuanya, Setelah kita membahas secara mendetail terkait Pod and Container specification di Kubernetes sekarang saatnya kita lansung mencoba study cases dengan beberapa skenario yang sudah saya rangkum dari beberapa pengalaman saya dan juga beberapa referensi sertifikasi yang mengacu ke CKAD (Certified Kubernetes Application Developer) yaitu
Hai semuanya, sebelumnya kita sudah membahas secara detail tentang Pod Specification selanjutnya jika kita mau membuat aplikasi yang support dengan Highly Available containers pada kubernetes kita harus memahami System yang namanya Distruption dan juga beberapa cluster administration upgrading and autoscaling clusters.
So karena pembahasannya ini akan lumayan panjang jadi kita akan bagi-bagi menjadi beberapa bagian diantaranya:
Ok tanpa berlama-lama yuk lansung aja kita bahas materi yang pertama:
Hai semuanya, di materi kali ini kita akan membahas tentang Prepared Statement pada SQL, feature ini biasanya hanya bisa digunakan pada Bahasa Pemograman yang menggunakan API seperti JDBC di Java, pdo di PHP dan lain-lain, Nah tetapi di PostgreSQL Database kita bisa terapkan secara directly pada query SQL baik untuk select, insert, update dan delete. Perintah sqlnya seperti berikut:
Dan untuk menjalankan perintanya kita bisa menggunakan perintah seperti berikut:
Jadi dengan kita mendefined prepared query tersebut, kita bisa meng-execute multiple times dengan parameter yang berbeda. Pada implemetasinya kita bisa gunakan untuk:
Ok tanpa berlama-lama kita bahas kemateri yang pertama:
Hai semuanya, Setelah kita membahas tentang Update statement perintah selanjutnya yang kita perlu perlajari untuk menghapus data pada suatu tabel yaitu DELETE
statement. Terkiat perintah delete yang temen-temen telah pelajari sebelumnya hanya sekilas saja sebetulnya secara mendetail perintah delete seperti berikut:
Jika temen-temen perhatikan ada beberapa feature dan yang kita bisa gunakan seperti:
USING from_item
clauseRETURNING
Ok tanpa berlama-lama jadi lansung aja bahas materi yang pertama:
Hai semuanya, setelah kita membahas Insert Statement perintah selanjutnya yang kita perlu perlajari adalah merubah data pada suatu tabel dengan menggunakan perintah UPDATE
statement. Seperti yang temen-temen telah pelajari Perintah UPDATE
statement yang telah bahas sebelumnya masih hal yang simple, sebetulnya secara syntax perintahnya seperti berikut:
Nah jadi jika kita perhatikan ada beberapa clause yang kita bisa digunakan diantaranya:
DEFAULT
value clauseWITH
clauseFROM
clauseRETURNING
clauseNah jadi akan lebih enak jika kita break-down untuk pembahasanya masing-masing feature tersebut.
Hai semuanya, setelah sebelumnya kita menyiapkan environment seperti Ansible Controller node dan Managed node dengan Virtual Machine sekarang kita akan membahas beberapa IT Automation dengan meggunakan Ansible khususnya terkait dengan Docker operation yaitu
Ok tanpa berlama-lama yuk lansung aja kita bahas materi yang pertama
Hai semuanya, sebelum kita mulai ada beberapa hal yang perlu kita siapkan yaitu Ansible CLI dan Text editor seperti VS Code, Vim dan Terminal. Adapun materi yang akan dibahas kali ini yaitu
Ok tanpa berlama-lama yukk langsung aja kita bahas materi yang pertama:
Hai semuanya di materi kali ini kita akan membahas salah satu topic yang lumayan menarik dikalangan DevOps yaitu IT Automation khususnya untuk Docker Operation diantaranya:
Ok langsung aja kita bahas materi yang pertama:
Hai semuanya, sebelumnya kita udah membahas tentang Multiple docker host di local menggunakan docker-machine. Seperti yang temen-temen ketahui docker-machine yang sudah deprecated dan juga biasanya hanya digunakan untuk Local Development. Sekarang kita akan meng-automate deployment Docker host di physical machine atau virtual machine menggunakan IT Automation Platform yaitu Red Hat Ansible.
Ok materi yang akan kita bahas di section kali ini tidak akan terlalu men-detail mengenai RedHat Ansible melainkan penggunaannya terkait Docker operation ya, jika temen-temen tertarik lebih detail mengenai IT Automation dengan RedHat Ansible nanti saya akan buatkan kelas tersendiri :)
Jadi materinya yang akan kita bahas yaitu
Hai semuanya, pada materi sebelumnya kita sudah membahas sedikit tentang Data Manipulation language atau di singkat DML. Nah sekarang kita akan bahas lebih detail khususnya untuk perintah INSERT
yang telah kita pelajari di materi sebelumnya hanyalah simple sebetulnya secara syntax perintahnya seperti berikut:
Nah jadi jika kita perhatikan ada beberapa clause yang kita bisa gunakan diantaranya:
DEFAULT VALUE
ON CONFLICT
OVERRIDING
keywordNah lumayan banyak dan panjang juga ya ternyata untuk perintah insert yang kita bisa gunakan, jadi kita akan coba break-down aja ya masing-masing feature:
Hai semuanya di materi kali ini kita akan membahas basic dari Create, Update dan Delete statement di PostgreSQL. Adapun pembahasanya diantaranya:
Ok tanpa bercerita panjang lebar, lansung aja kita bahas materi yang pertama:
Hai semuanya, di materi kali ini kita akan membahas tentang Data Manipulation Language atau singkatannya DML. Untuk pembahasanya sendiri pada section ini diantaranya:
Hai semuanya di materi sebelumnya kita sudah membahas beberapa hal basic sepert SQL Select statement, build-in Functions and Operators, WHERE clause, dan limit serta offset. Untuk memahami materi sebelumnya saatnya temen-temen untuk mencoba dengan mengerjakan soal seperti berikut:
Hai semuanya, di materi kali ini kita akan membahas tentang Common Table Expression yaitu menggunakan WITH
Queries pada PostgreSQL. Karena pembahasan kali ini akan lumayan panjang jadi kita akan bagi-bagi menjadi beberapa bagian diataranya:
Ok langsung aja kita bahas materi yang pertama